Mengapa Islam Mengharamkan Daging Babi

Dua ekor burung jenis elang Alap Nipon (Accipiter gularis) hasil sitaan petugas

Makanan haram berikutnya adalah hewan yang berkuku tajam, seperti hewan liar yang bertaring. Hal ini sejalan dengan hadis yang menyebutkan bahwa burung jenis ini haram, sekalipun termasuk jenis unggas. Bahkan telah dijelaskan oleh beberapa mazhab seperti Syafi’i, Abu Hunaifah, Imam Ahmad, Abu Daud, dan para ulama.

"Rasulullah SAW melarang memakan setiap binatang buas yang bertaring, dan setiap jenis burung yang mempunyai kuku untuk mencengkeram." (HR Muslim).

Petugas BKKPN Kupang mengukur dan mengidentifikasi bangkai paus sperma yang terdampar di kawasan pantai di Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Bangkai merupakan istilah yang digunakan untuk hewan yang telah mati namun tidak secara wajar. Misalnya saja hewan tercekik, mati karena dipukul, mati karena terjatuh, mati karena ditanduk binatang lain, atau mati karena diserang atau dimakan binatang buas. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur'an sebagai berikut.

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala...” (Q.S Al Maidah: 3)

Hewan yang dilarang dibunuh

Selain hewan yang diperintahkan untuk dibunuh, ada pula hewan yang dilarang untuk dibunuh, sehingga umat Islam haram untuk menyantapnya. Ada pun beberapa hewan yang dimaksud tercantum dalam hadis berikut:

“Sesungguhnya Nabi SAW melarang membunuh empat jenis binatang, yaitu semut, lebah, burung hud-hud, dan burung shurad (sejenis burung pendet atau cendet)." (HR. Abu Daud, Kitab al-Adab, Bab fi Qatli Ad-Dzur Nomor 5267).

Ada berbagai alasan mengapa hewan-hewan tersebut tidak boleh dibunuh. Lebah merupakan hewan yang istimewa dan namanya diabadikan menjadi salah satu surat di Al-Qur'an. Hewan ini serbaguna dan memberi banyak manfaat untuk manusia melalui madu yang dihasilkannya.

Semut juga dilarang untuk dibunuh, karena ia merupakan salah satu hewan yang selalu bertasbih kepada Allah SWT, burung shurad memberi banyak manfaat pada lingkungan, dan burung hud-hud adalah jenis burung pelatuk yang pernah berdialog dengan Nabi Sulaiman A.S. dan menjadi utusan beliau untuk mengantarkan surat kepada Ratu Bilqis.

Dalam hadis lainnya, Rasulullah SAW juga menyebutkan larangan untuk membunuh katak dan kelelawar. Dari Abdullah bin Umar R.A., Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian membunuh katak, karena suaranya adalah tasbih. Janganlah kalian membunuh kelelawar, karena ketika Baitul Maqdis dihancurkan (oleh kaum kafir) ia berdoa, "Wahai Rabbku, berilah aku kekuasaan terhadap laut agar aku dapat menenggelamkan mereka." (HR. Al Baihaqi).

Itu dia beberapa jenis makanan yang diharamkan di Islam, selain babi. Segala hal yang diperintahkan atau dilarang agama tentu memiliki tujuan baik untuk umatnya. Semoga kesehatanmu selalu terjaga dan bisa menjalankan ibadah dengan baik, ya!

Baca Juga: 5 Cara Membedakan Daging Babi dan Daging Sapi yang Sudah Digiling

VIVA Lifestyle – Bukan hanya daging babi, ternyata ada beberapa makanan haram dalam ajaran Islam yang wajib diketahui. Sebagai umat muslim, kita harus berhati-hati dengan beberapa makanan ini karena dilarang dalam Al-Qur'an dan tidak semua makanan di dunia ini bisa dimakan.

Beberapa makanan yang diharamkan itu berarti sangat dilarang untuk dikonsumsi. Bukan tanpa alasan, karena beberapa makanan tersebut mengandung bahan berbahaya yang dapat memberikan dampak buruk bagi tubuh jika tetap dikonsumsi.

Allah SWT telah menjelaskan ciri-ciri makanan yang haram dan mutlak tidak bisa dimakan melalui kitab suci Al-Quran. Makanan ini tidak hanya mengandung makna dan filosofi, tetapi juga unsur pengalaman masa lalu yang terjadi saat mengonsumsi makanan tertentu.

Hewan buas dan bertaring

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Selanjutnya, hewan buas dan bertaring juga termasuk dalam kelompok makanan yang diharamkan. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata dari Rasulullah SAW bersabda, “Setiap binatang buas yang bertaring, maka memakannya adalah haram.” (HR. Muslim 1933).

Ada pun contoh hewan-hewan buas dan bertaring antara lain harimau, singa, buaya, anjing, ular, serigala, serta beruang.

Baca Juga: 4 Tips Mencari Makanan Halal bagi Traveler Muslim saat Liburan

Hewan yang disembelih bukan atas nama Allah Allah SWT

Dalam Al-Qur'an Surat Al Maidah Ayat 3 menjelaskan dengan gamblang bahwa hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah SWT juga diharamkan. Hal ini dikuatkan dengan ayat lain, yaitu Surat Al An'am Ayat 121:

"Dan janganlah kamu memakan sesuatu dari (daging hewan) yang (ketika disembelih) tidak disebut nama Allah. Perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan benar-benar selalu membisiki kawan-kawannya agar mereka membantahmu. Jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu benar-benar musyrik."

Imam An-Nawawi dalam kitab Syarah Shahih Muslim menyatakan bahwa maksud dari kalimat "atas (nama) selain Allah" itu adalah menyebut nama makhluk lain dengan tujuan mengagungkan nama dan meniatkan sebagai ibadah (persembahan) kepadanya. Perbuatan ini termasuk syirik dan hewan yang disembelih dengan cara seperti itu hukumnya haram dikonsumsi umat Islam.

Hewan yang Diperintahkan untuk Dibunuh

ayam Cemani jantan dewasa yang sering dipakai untuk sesajen

Sesajen atau berhala yang demikian sebutannya dalam ajaran Islam merupakan salah satu bentuk penyekutuan atas nama Allah SWT. Allah mengutuk keras manusia yang percaya diri menyembah berhala yang merupakan ciptaan Allah sendiri.

Tidak hanya dalam penyembahan saja, mengonsumsi hewan disembelih dengan tujuan untuk disajikan kepada berhala juga dilarang. Misalnya ayam yang sengaja disembelih untuk sesaji atau kepala kambing yang dipersiapkan untuk tumbal.

Darah hewan yang mengalir

Di Indonesia, darah hewan punya banyak nama, seperti dideh, saren, dan marus. Makanan tersebut umumnya berasal dari darah sapi, ayam, atau babi yang disembelih dan ditampung, kemudian dikukus hingga padat dan kecokelatan. Sekilas, bentuknya mirip dengan hati sapi.

Dalam Islam, darah hewan yang mengalir termasuk makanan yang diharamkan. Penyebab keharamannya dijelaskan oleh Syekh Wahbah Az-Zuhayli dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu Jilid ke-3 yang berbunyi:

“Hikmah penyembelihan hewan adalah penjagaan atas kesehatan manusia secara umum dan penolakan mudharat dari tubuh manusia dengan memisahkan darah dari daging hewan dan menyucikannya dari darah, karena mengonsumsi darah yang mengalir hukumnya haram karena membahayakan manusia; karena darah merupakan sarang kuman dan bakteri."

Selain mengandung banyak kuman dan bakteri, darah juga membawa racun, produk limbah, dan  sisa-sisa metabolisme yang tidak diproses di dalam tubuh hewan. Hal ini tentu berbahaya jika dikonsumsi manusia, baik dalam keadaan mentah atau matang.

Burung yang berkuku tajam

Barangkali kamu sering menyantap beragam jenis burung, seperti burung dara, burung puyuh, burung punai, burung pipit, dan burung belibis. Namun, ada burung yang haram dikonsumsi umat Islam, yakni burung-burung berkuku tajam.

Hal ini tertuang dalam hadis yang berbunyi, "Rasulullah SAW melarang memakan setiap binatang buas yang bertaring, dan setiap jenis burung yang mempunyai kuku untuk mencengkeram." (HR. Muslim). Contoh burung yang berkuku tajam yakni burung elang, burung rajawali, burung gagak, burung hantu, dan burung kakaktua.

Siapa yang tidak kenal dengan ikan salmon. Kandungan gizinya yang tinggi dan rasanya yang lezat membuat ikan laut ini jadi komoditas primadona. Ikan salmon merupakan komoditas impor yang memiliki harga relatif tinggi, sehingga pasarnya hanya meliputi konsumen golongan menengah ke atas.

Secara taksonomi, ikan salmon termasuk ke dalam famili Salmonidae yang hidup di samudera Atlantik dan samudera Pasifik. Ikan ini dihasilkan melalui penangkapan di alam liar maupun melalui aktivitas budidaya (akuakultur). Saat ini kita mudah menemukan daging ikan salmon dalam sediaan fillet yang siap diolah, daging ikan beku, maupun dikalengkan di pasar modern

Beberapa keunggulan dari aspek nutrisi menjadi andalan ikan salmon dalam meraih animo konsumen. Ikan salmon mengandung protein dan vitamin D yang tinggi. Ikan ini juga mengandung kolesterol dengan kadar yang bervariasi antara 23–214 mg/100 g tergantung pada spesiesnya itu sendiri. Salmon yang telah dimasak mengandung DHA antara 500–1500 mg dan EPA antara 300–1000 mg per 100 gram sajian.

Beberapa mineral penting yang ada dalam ikan salmon adalah kalium, selenium, dan vitamin B-12. Selenium dalam hal ini berperan untuk membentuk antioksidan dalam tubuh. Kandungan lain yang dianggap paling bermanfaat dalam ikan salmon adalah asam lemak omega-3. Bersama astaxanthin, asam lemak omega-3 pada salmon bermanfaat dalam melindungi otak dan sistem saraf dari peradangan.

Omega-3 adalah asam lemak esensial alami pada ikan salmon. Yakni dalam bentuk asam eikosapentatonik (EPA) dan asam dokosaheksanoik (DHA) yang pada gilirannya berperan penting sebagai asam lemak struktural utama di sistem saraf pusat dan retina. Asam lemak esensial tersebut berfungsi dalam perkembangan otak pada balita, serta menurunkan risiko aterosklerosis, hipertensi dan stroke.

Baca juga: Manfaat super mengonsumsi ikan

Dari sisi penampilan, daging ikan salmon cukup mudah dibedakan dengan daging ikan jenis lain karena memiliki warna yang merah. Lebih tepatnya berwarna jingga kemerahan. Sedangkan ikan lain cenderung berwarna putih. Warna jingga kemerahan pada daging salmon muncul secara alami karena keberadaan pigmen karotenoid astaxanthin dan canthaxanthin yang didapatkan ikan salmon dari krill (udang-udangan) dan zooplankton yang menjadi makanan alami mereka.

Pakan alami tersebut hanya terdapat di habitat asli ikan salmon. Sehingga warna ikan salmon hasil budidaya yang tidak mendapatkan pakan alami tersebut, dagingnya cenderung berwarna abu-abu pucat seperti ikan pada umumnya.

Karotenoid merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, dan merah serta larut dalam minyak (Winarno, 1984). Karotenoid merupakan grup pigmen yang terdapat pada kulit, alat-alat dalam tubuh ikan dan bagian-bagian lainnya dari ikan. Pigmen yang telah diisolasi dari grup ikan tuna adalah ”tunaxanthin” dan pigmen tersebut merupakan karakteristik utama yang memunculkan warna merah pada ikan-ikan laut pada umumnya.

Selain dipengaruhi oleh pakan, intensitas warna daging salmon juga dipengaruhi oleh spesies salmonnya itu sendiri. Salmon jenis  ‘sock-eye‘ dari  perairan Alaska yang kaya akan udang-udangan misalnya, merupakan spesies yang memiliki warna daging paling merah diantara semua jenis salmon.

Pembentukan warna daging pada salmon juga dipengaruhi oleh myoglobin. Yaitu protein yang bertanggung jawab atas pembentukan warna merah pada daging ikan. Myoglobin tidak beredar di darah tapi ada di sel jaringan. Bila bereaksi dengan oksigen, myoglobin akan berubah menjadi oxymyoglobin dan menghasilkan warna merah cerah.

Warna pada daging juga dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, pakan, dan aktivitas ikan. Daging dari hewan yang lebih tua akan berwarna lebih gelap karena kadar myoglobin meningkat seiring bertambahnya umur (USDA, 2018).

Berdasarkan kualitas warna pada daging, ikan salmon hasil tangkapan memiliki harga yang dua sampai tiga kali lipat lebih mahal dibandingkan hasil budidaya. Hal ini berkaitan dengan rasanya yang lebih gurih dan kandungan nutrisi yang lebih naik.

Baca juga: Bahan baku lokal untuk aquafeed masih terkendala kualitas dan kuantitas

Seiring dengan berkembang pesatnya budidaya ikan salmon di berbagai negara, maka berkembang pula teknologi untuk membentuk warna merah pada daging salmon agar menyerupai warna ikan salmon dari habitat aslinya. Pembentukan warna merah yang lebih cemerlang pada salmon hasil budidaya dapat dilakukan dengan pendekatan pemberian pakan berpigmen.

Pigmen dapat diberikan dengan beberapa cara. Antara lain melalui pemberian pakan berupa udang-udangan, penggunaan pewarna sintetik astaxanthin dan canthaxanthin, atau ekstrak ragi merah (Phaffia rhodozyma) yang akan memberikan efek warna merah jingga pada daging ikan salmon yang dibudidayakan. Memang pemberian suplemen pigmen merupakan komponen pembiayaan yang paling mahal dalam budidaya ikan salmon (≥20% dari biaya pakan), namun sangat efektif meningkatkan keuntungan.

Penilaian kualitas warna daging salmon menggunakan kartu warna DSM SalmoFan™

Pentingnya warna daging ikan dalam tataniaga ikan salmon telah memunculkan fenomena  baru dalam sistem budidaya. Saat ini, beberapa perusahaan pembudidaya ikan salmon menawarkan katalog warna kepada pedagang besar ikan salmon, sehingga mereka bisa memilih warna daging yang menurut mereka paling disukai oleh konsumen.

Demikian pula untuk menilai kualitas warna yang terbentuk. Penggunaan standar berbasis visual menggunakan kartu warna (color card) telah umum dilakukan dalam perniagaan ikan ini. Kartu warna tersebut digunakan berdasarkan pemilihan standar yang sesuai dari Natural Color System (NCS) dan dikombinasikan dengan penilaian visual warna daging oleh panelis terlatih. Metode ini akan menghasilkan penilaian yang cukup akurat terhadap kualitas daging ikan salmon yang dihasilkan dalam budidaya.

Pertanyaan selanjutnya adalah: Amankah penggunaan pewarna tersebut?

Sebenarnya pemberian pewarna makanan ini akan aman bagi tubuh manusia jika tidak dikonsumsi berlebihan. Dan sejatinya tujuan pewarnaan ini hanya untuk membuat daging ikan lebih menarik saat disajikan. Sehingga saat konsumen menikmatinya, akan terasa sensasi memakan ikan salmon yang prestisius.

Koh Dennis Lim atau yang kini akrab disapa Ustaz Dennis Lim sedang jadi sorotan publik.

Sorotan publik tertuju kepada kehidupan Ustaz Dennis Lim sebelum menjadi pendakwah.

Ustaz Dennis Lim sempat terjebak di lembah hitam ketika menjalani bisnis kasino.

Selain itu, banyak orang yang menduga Ustaz Dennis Lim adalah seorang mualaf.

Padahal, Ustaz Dennis Lim mengaku sudah terlahir sebagai seorang Muslim.

Uniknya, Ustaz Dennis Lim memang tumbuh dan besar di keluarga non-Muslim.

Ustaz Dennis Lim bahkan dulu rutin mengonsumsi daging babi yang sebetulnya haram atau sangat dilarang dalam ajaran agama Islam.

"Dari lahir (Muslim), tapi karena gua lama tinggal sama nenek seorang Buddhist, dikasih makan babi juga," cerita Ustaz Dennis Lim dalam tayangan YouTube Richard Lee yang dikutip pada Rabu (5/4).

"Doyan gua. Samcan itu juicy-nya luar biasa," sambungnya sambil tertawa.

Ustaz Dennis Lim lantas mengaku terakhir kali mengonsumsi daging babi sekitar 6 tahun lalu atau tepatnya pada 2017.

Padahal, kala itu Ustaz Dennis Lim sudah mulai belajar hijrah guna memperdalam ajaran agama Islam.

Selain itu, Ustaz Dennis Lim ternyata mengenyam pendidikan di sekolah khusus orang non-Muslim.

Ustaz Dennis Lim pun mengaku sudah diajarkan salat meski mengenyam pendidikan di sekolah non-Muslim.

"Sekolah pun TK sampai SMA, sekolah Katolik," kata Ustaz Dennis Lim.

"Diajarin (salat) sih, tapi, ya, biar nggak dimarahin," tutupnya.

Tonton juga video berikut:

Dalam agama Islam, terdapat seperangkat aturan mengikat yang wajib dipatuhi pemeluknya dan tertuang dalam Al-Qur'an dan hadis. Salah satunya aturan tentang makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dimakan atau biasa disebut dengan istilah halal dan haram.

Ada berbagai alasan mengapa suatu makanan dihalalkan dan diharamkan. Biasanya hal tersebut berhubungan dengan kesehatan dan kebermanfaatan atau keburukannya untuk tubuh manusia.

Daging babi merupakan salah satu makanan yang sangat tegas diharamkan, karena memenuhi beberapa syarat pengharamannya, seperti mengandung cacing pita dan sejumlah parasit yang bahaya untuk tubuh, serta kebiasaan buruk babi itu sendiri.

Selain babi, ada beberapa hewan yang juga diharamkan dalam Islam, lho. Hal ini tertuang dalam Al-Qur'an Surat Al Maidah Ayat 3 yang artinya, "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala."

Penasaran kira-kira apa saja contoh nyata jenis makanan yang diharamkan di Islam selain babi? Selengkapnya simak ulasannya di bawah ini, yuk!

Bangkai hewan merupakan makanan yang diharamkan dalam Islam. Bahkan, bangkai ini disebut pertama dalam Al-Qur'an Surat Al Maidah Ayat 3 yang telah tertulis di atas. Meski hewan tersebut asalnya halal, tetapi karena mati dengan sendirinya, maka jadi haram untuk dikonsumsi.

Contohnya daging ayam, daging sapi, atau daging kambing dari hewan-hewan yang mati karena sakit, sehingga menjadi bangkai. Dikhawatirkan jika makan bangkai hewan yang mati akibat sakit, maka penyakit yang ada di tubuh hewan tersebut juga bisa berdampak buruk untuk kesehatan orang yang menyantapnya.

Namun, ada dua jenis bangkai yang boleh dikonsumsi, yakni bangkai belalang dan bangkai ikan. Meski halal, kamu harus tetap mengecek kondisi fisiknya, apakah masih segar atau sudah busuk.