Rute Stasiun Kereta Cepat
Pembangunan konstruksi proyek kereta cepat ini sudah mencapai 88,8 persen. Dengan jalur sepanjang 142,3 km, proyek yang diharapkan bisa menjadi kereta modern ini membentang dari Stasiun Halim Jakarta Timur hingga Stasiun Tegalluar di Bandung bagian timur.
Jika dihitung, jumlah stasiun pemberhentian untuk perjalanan menggunakan kereta cepat ini sebanyak empat stasiun dengan satu depo. Mulai dari Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, serta Stasiun Tegalluar yang sekaligus menjadi depo.
Untuk penggunaan stasiun Padalarang, nantinya menjadi stasiun Hub yang menghubungkan layanan kereta cepat dengan kereta api. Penggunaanya untuk melayani penumpang dari Bandung bagian barat dan Bandung kota. Sementara itu, Bandung bagian timur dilayani dari Stasiun Tegalluar.
Adapun harga tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung, pihak KCIC mengklaim berdasarkan hasil studi tarif kereta cepat yaitu sebesar Rp350.000 untuk rute paling jauh. Sedangkan untuk jam operasionalnya mulai dari 05.30 WIB hingga 22.00 WIB.
Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) atau KAI Commuter tengah mengkaji rencana pemerintah untuk menambah kembali rute perjalanan kereta api dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta sampai ke Stasiun Bekasi.
Terkait hal tersebut, Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Aditya Dwi Laksana menyebutkan, rencana penambahan perjalanan KA Bandara Soekarno-Hatta ke Stasiun Bekasi bukanlah upaya baru.
Dia mengatakan, rencana ini sudah sempat diimplementasikan pada 2018 lalu saat KA Bandara Soekarno-Hatta dikelola oleh PT Railink. Namun, perpanjangan lintasan pelayanan ini tidak berdampak positif terhadap peningkatan okupansi KA Bandara.
Menurutnya, ada dua hal utama yang menyebabkan penambahan rute perjalanan hingga Stasiun Bekasi tersebut relatif tidak sukses 5 tahun lalu.
Pertama, frekuensi perjalanan KA Bandara masih rendah. Aditya menuturkan, perjalanan KA Bandara hanya dilakukan setiap 1 jam sekali dengan total 40 perjalanan per harinya yang tidak mendukung mobilitas para penggunanya, yakni penumpang yang hendak menuju Bandara Soekarno-Hatta.
Kedua, Aditya menilai saat itu infrastruktur pendukung seperti jalur kereta belum memadai untuk mendukung KA Bandara. Hal ini berimbas pada mobilitas pengguna yang semakin terhambat karena KA Bandara harus bergantian melintas di jalur yang sama dengan KRL commuterline dan kereta api jarak jauh (KAJJ).
"Karena harus bergantian dengan KRL dan KAJJ, maka waktu tempuh KA Bandara pun jadi lebih lama," jelas Aditya saat dihubungi, Jumat (2/6/2023).
Aditya pun menyambut positif upaya KAI Commuter sebagai operator KA Bandara untuk memperpanjang rute hingga ke Stasiun Bekasi. Dia menuturkan, penambahan tersebut akan berimbas pada meningkatnya mobilitas masyarakat yang hendak berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta. Apalagi, upaya ini juga didukung dengan rencana penambahan frekuensi perjalanan dari 40 menjadi 56 perjalanan.
Lebih lanjut, penambahan rute KA Bandara juga akan menambah opsi bagi masyarakat di wilayah Bekasi dan sekitarnya untuk menuju Bandara Soekarno-Hatta. Oleh karena itu, Aditya meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan KAI Commuter untuk mengevaluasi rencana penambahan rute tersebut dari pelaksanaannya 5 tahun lalu.
"Yang kritis itu selain frekuensi perjalanan, adalah waktu tempuh. Jangan sampai waktu tempuhnya lama dan mengganggu jadwal KRL Commuterline dan KA jarak jauh," imbuhnya.
Di sisi lain, Aditya menyebutkan, penambahan rute KA Bandara hingga ke Stasiun Bekasi belum akan berjalan dengan optimal jika dilakukan pada saat ini. Menurutnya, saat ini masih ada bottleneck pengaturan di lintasan antara Stasiun Jatinegara dan Stasiun Manggarai.
Selain itu, pemerintah juga tengah melakukan revitalisasi Stasiun Manggarai yang nantinya akan menjadi stasiun sentral. Aditya menyebutkan, hal ini akan mengurangi optimalisasi perjalanan seluruh moda, baik KRL commuterline, KA jarak jauh, maupun KA Bandara.
"Menurut saya penambahan rute ini baru akan berjalan optimal kalau double-double track dari Manggarai sampai Bekasi sudah selesai. Jika dijalankan sekarang, tingkat optimalisasinya akan berbeda," pungkasnya.
Sebelumnya, VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menyampaikan, pihaknya tengah mengupayakan untuk melakukan penyesuaian operasional, misalnya dengan menambah kereta-kereta bandara seperti di stasiun lainnya.
“Contoh Bekasi seperti arahan Pak Menhub [Budi Karya Sumadi] kemarin. Ini sedang kita upayakan dengan cepat dan mudah-mudahan nanti bisa terealisasi dengan cepat,” kata Anne.
Terima Hasil Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil: Selamat kepada Mas Pram dan Bang Rano, Terima Kasih untuk Kompetisinya
Stasiun Pondok Ranji Diperluas Untuk Fasilitasi Pejalan Kaki
PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan melakukan pemugaran Stasiun Pondok Ranji di Tangerang Selatan. Groundbreaking proyek pengembangan stasiun dilakukan hari ini.Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang hadir dalam groundbreaking mengatakan bahwa pengembangan stasiun ini ditargetkan akan selesai bulan April 2021.
“Saya harapkan proyek ini berjalan segera, dan kita harus janji sebelum April ini bisa selesai,” ujar Budi Karya dalam sambutannya.
Proyek pengembangan stasiun ini akan digarap KAI bekerja sama dengan PT Jaya Real Property. Dalam keterangan yang diterima Modernland Cilejit, pengembangan yang dilakukan adalah penambahan akses keluar masuk stasiun Pondok Ranji, peningkatan lot parkir, hingga pengembangan area komersial.
Pengembangan pada akses stasiun dilakukan dengan menambah akses pejalan kaki menuju Kawasan Pemukiman Bintaro Jaya yang berada di seberang Jalan Tol Jakarta Serpong. Akses baru tersebut akan berbentuk connector bridge alias jembatan penghubung agar semua jalur KRL dari Tanah Abang dapat mengusung konsep TOD
Keberadaan akses keluar masuk stasiun yang baru disebut dapat mengurai kepadatan di sekitar Stasiun Pondok Ranji. Saat ini akses stasiun hanya melalui Jl. WR Supratman, yang bentuknya sempit dan padat.
Kemudian, peningkatan pelayanan dilakukan dengan menambah kapasitas area parkir. Mulai dari lot parkir roda 4 yang semula hanya 26 lot menjadi 83 lot. Sementara itu, kapasitas parkir roda 2 yang semula 400 lot menjadi 1.200 lot.
Pengembangan juga dilakukan pada area komersial di stasiun sehingga para pengguna KRL dapat lebih nyaman saat berada di stasiun.
Kembali ke Budi Karya, dia menyatakan bahwa banyak warga Tangerang Selatan yang bekerja di pusat kota Jakarta. Kereta api commuter line menjadi salah satu transportasi favorit mereka. Sementara Stasiun Pondok Ranji sendiri menurutnya merupakan salah satu stasiun terpadat di Tangerang Selatan.
“Memang masyarakat Kota Tangerang Selatan banyak yang bekerja dan beraktivitas di wilayah DKI Jakarta dengan lebih banyak memilih menggunakan KRL. Salah satu stasiun yang padat adalah di Stasiun Pondok Ranji ini,” jelas Budi Karya.
Moda transportasi di Indonesia kian berkembang pesat. Tak hanya memberikan pembaruan, namun menghadirkan juga terobosan baru yang kian memanjakan para penggunannya.
Salah satu yang terbaru adalah pembangunan stasiun KRL termegah yang ada di Tangerang, Banten, yakni Stasiun Jatake.
Stasiun ini dibangun di Desa Jatake, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten. Fasilitas baru ini ternyata merupakan hasil kerja sama antara PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan PT Bumi Serpong Damai Tbk melalui Sinar Mas Land.
Nantinya, stasiun megah ini akan menjadi kebanggaannya warga BSD City dan sekitarnya.
"Proyek seperti ini biasanya kita sebut creative financing, di mana fungsi prasarana transportasi dikerjasamakan dengan swasta," ucap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat groundbreaking pada 30 Maret 2024 lalu, dikutip dari situs resmi Kemenhub.
"Kita butuh lebih banyak lagi pembangunan seperti ini sehingga titik-titik simpul transit oriented development (TOD) dapat terintegrasi dengan kereta api," tegasnya.
Mengenal Jatake, stasiun KRL termegah di Tangerang/Foto: Dok. Sinar Mas Land/BSD
Beauties, pembangunan Stasiun Jatake ini baru dimulai pada Januari 2024 lalu. Proyek ini ditargetkan akan selesai dan mulai beroperasi pada pertengan 2025 mendatang.
Stasiun ini berada di KM 37+045 Rute Tanah Abang-Rangkasbitung. Nantinya, akan memiliki panjang peron 250 meter dan lebar masing-masing peron adalah 6 meter.
Berdasarkan situs resmi Sinar Mas Land, stasiun ini dibangun di atas lahan seluas 2.435 meter persegi (m2). Area ini akan 'disulap' menjadi gedung tiga lantai dengan total luas bangunan 3.000 m2.
Perancang Stasiun Jatake adalah biro arsitektur bernama Arkonin. Desain yang dipilih bergaya modern tropis dengan tata ruang sangat fungsional.
Lebih lengkap tentang Stasiun Jatake, baca selengkapnya di sini.
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Jatake akan menjadi stasiun KRL termegah yang ada Tangerang, Banten sekaligus calon kebanggaan warga BSD City dan sekitarnya.
Stasiun ini dibangun di Desa Jatake, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten. Fasilitas tersebut merupakan hasil kerja sama antara PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan PT Bumi Serpong Damai Tbk melalui Sinar Mas Land.
"Proyek seperti ini biasanya kita sebut creative financing, di mana fungsi prasarana transportasi dikerjasamakan dengan swasta," ucap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat groundbreaking pada 30 Maret 2024 lalu, dikutip dari situs resmi Kemenhub.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita butuh lebih banyak lagi pembangunan seperti ini sehingga titik-titik simpul transit oriented development (TOD) dapat terintegrasi dengan kereta api," tegasnya.
Pembangunan Stasiun Jatake dimulai sejak Januari 2024. Proyek ini ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada pertengahan 2025.
Stasiun Jatake berada di KM 37+045 Rute Tanah Abang-Rangkasbitung. Stasiun ini bakal memiliki panjang peron 250 meter dan lebar masing-masing peron 6 meter.
Berdasarkan situs resmi Sinar Mas Land, stasiun ini dibangun di atas lahan seluas 2.435 meter persegi (m2). Area ini akan 'disulap' menjadi gedung tiga lantai dengan total luas bangunan 3.000 m2.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan rute KRL jalur Rangkasbitung selama ini melayani 205 perjalanan berkat operasional 21 trainset. Secara khusus, pada peak hour di pagi hari ada 61 perjalanan dan peak hour di jam pulang kantor mencapai 57 perjalanan.
"Kami mengapresiasi langkah Sinar Mas Land untuk mengedepankan fasilitas kendaraan umum berupa KRL bagi penghuni, pengunjung, dan masyarakat di sekitar BSD City," tutur Didiek.
Sementara itu, CEO Strategic Land Bank Sinar Mas Land sekaligus Direktur PT Bumi Serpong Damai Christopher Siswanto Adisaputro meyakini kerja sama dengan KAI adalah langkah yang tepat.
Christopher percaya Stasiun Jatake dan wilayah sekitar BSD bakal berkembang secara optimal dalam waktu dekat. Ia juga berharap penumpang KRL bisa terdistribusi dengan baik berkat keberadaan stasiun ini.
"Kami harap, Stasiun Jatake akan memudahkan akses bagi penghuni BSD City dan warga di sekitar Kabupaten Tangerang menuju Jakarta atau sebaliknya, sehingga mendorong kemajuan ekonomi bagi warga sekitar. Jika masyarakat terdorong untuk lebih menggunakan kendaraan umum, maka akan mengurangi pula jejak karbon dan polusi udara," jelasnya.
Perancang Stasiun Jatake adalah biro arsitektur bernama Arkonin. Desain yang dipilih bergaya modern tropis dengan tata ruang sangat fungsional.
Gaya arsitektur stasiun ini diklaim mengadaptasi beberapa instrumen bangunan hijau. Ini mencakup sirkulasi udara alami di zona publik dan penggunaan panel surya untuk efisiensi penggunaan listrik.
Tiga lantai gedung yang dibangun diharapkan bisa maksimal untuk area aktivitas penumpang KRL, zona komersial, dan kantor PT KAI. Selain itu, ada fasilitas gedung parkir untuk mobil, motor, dan sepeda.
indonesiabaik.id - Layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung diproyeksikan sudah bisa dinikmati pada Juni 2023 dengan empat rute stasiun.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Bumi Serpong Damai Tbk bersepakat menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Pembangunan, Penyerahan, Pengoperasian, Perawatan dan Pengusahaan Stasiun Baru di KM 36+700 s.d KM 37+200 antara Cicayur – Parung Panjang – Cilejit Lintas Tanah Abang – Merak Desa Jatake Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang.
Penandatanganan PKS tersebut dilakukan oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha KAI Jeffrie N. Korompis dan Siswanto Adisaputro selaku Kuasa Direksi BSD. Penandatangan juga disaksikan oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan Danto Restyawan, Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, dan Direktur Utama BSD Petrus Kusuma di Hotel Grand Hyatt Jakarta.
PKS ini dimaksudkan sebagai tindak lanjut perjanjian rencana pembangunan dan sebagai pedoman pelaksanaan proyek. Adapun ruang lingkup perjanjian tersebut terdiri dari pembangunan, penyerahan, pengoperasian, perawatan, dan pengusahaan stasiun baru.
Stasiun baru tersebut dibangun di Desa Jatake, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang dan terletak di antara Stasiun Cicayur dan Stasiun Parung Panjang sebelum Stasuin Cilejit. Dibangun di atas lahan seluas 2.806 m2, stasiun ini akan memiliki 3 lantai. Dilengkapi fasilitas pendukung kenyamanan pelayanan sesuai standar pelayanan, dilengkapi dengan eskalator, lift, area komersial, perparkiran sepeda, motor, dan mobil serta fasilitas integrasi moda lanjutan.
Pembangunan stasiun juga dilakukan beriringan dengan pembangunan pemukiman oleh BSD di kawasan tersebut. Pembangunan stasiun baru tersebut direncanakan akan dimulai konstruksinya pada Maret 2021 dengan target penyelesaian selama 1,5 tahun.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan Danto Restyawan mengatakan mobilitas masyarakat perlu diimbangi oleh prasarana dan sarana yang memadai. Oleh karena itu pihaknya menyambut baik kesepakatan ini dimana akan dibangun stasiun baru.
“Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada BSD dan KAI yang menginisiasi rencana pembangunan stasiun baru ini. Hal ini dapat menjadi role model kontribusi investasi badan perusahaan dan kerja sama seluruh stakeholder dalam rangka mewujudkan pembangunan bersama perkeretaapian,” ujar Danto Restyawan.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan kolaborasi BUMN dan swasta ini untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Tangerang yang hendak beraktivitas ke DKI Jakarta menggunakan transportasi KRL yang dikenal murah, cepat, aman, dan nyaman.
“Kerja sama ini merupakan wujud keterlibatan aktif sektor swasta dan BUMN dalam pembangunan infrastruktur untuk melayani masyarakat tanpa membebani APBN. Semoga kerjasama ini bisa menjadi pilot project Swasta dan BUMN dalam membangun perekonomian nasional,” ujar Didiek.
Didiek mengatakan, ke depan pihaknya akan mengembangkan stasiun ini menjadi stasiun yang terintegrasi dengan moda-moda yang lain dan menjadi pengembangan kawasan yang modern di wilayah ini.
Hal ini sesuai dengan visi KAI yaitu menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia
Sementara Siswanto Adisaputro selaku Kuasa Direksi BSD berharap dengan dibangunnya stasiun baru di Desa Jatake ini pihaknya dapat memenuhi kebutuhan transportasi umum masyarakat BSD dan sekitarnya yang mana terdapat pengembangan perumahan dan kota mandiri skala besar.
“Kegiatan hari ini semoga dapat berjalan dengan lancar dan diselesaikan dengan baik sehingga dapat diwujudkan sistem transportasi, infrastruktur, manajemen transportasi yang baik. Sehingga akan terwujud kota yang terintegrasi antara area hunian, area komersial, dan transportasi massal yang berorientasi TOD,” ujar Siswanto.
Stasiun Jatake akan dilayani KRL rute Tanah Abang, Serpong, Parung Panjang, Cilejit, Maja, dan Rangkasbitung.
Saat ini terdapat 218 perjalanan KRL perhari untuk lintas Tanahabang – Rangkasbitung dengan rata-rata volume pengguna KRL per hari sebanyak 80 ribu pengguna. Dengan adanya stasiun baru tersebut, diharapkan jumlah pengguna KRL yang terlayani akan semakin meningkat.
Saat ini, Di Stasiun Pondok Ranji saja yang melayani KRL rute Tanah Abang, Serpong, Parung Panjang, Cilejit, Maja dan Rangkasbitung dengan rata-rata volume penumpang harian sebanyak 3.546 penumpang per hari pada masa PSBB Transisi. Pada masa normal, jumlahnya mencapai rata-rata 10.892 penumpang per hari.